Pendidikan seksual anak: Mencegah kekerasan, memahami hak reproduksi. Pentingnya pendidikan seksual untuk masa depan yang lebih baik.
CCNET – Pendidikan seksual pada anak bukanlah hal yang tabu. Hal ini adalah pesan yang disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Pendidikan seksual bukan hanya tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga tentang mengenalkan organ reproduksi.
Membekali Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Hasto menegaskan bahwa pendidikan seksualitas memiliki arti positif, yaitu memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi untuk mencegah masalah seksualitas yang dapat terjadi. Hal ini sangat penting, terutama dalam upaya mencegah anak-anak menjadi korban kekerasan seksual.
Data Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Data dari Komnas Perempuan tahun 2019 mencatat adanya 2.341 kasus kekerasan terhadap anak perempuan. Kasus tersebut termasuk hubungan inses (sedarah), kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan ekonomi. Pendidikan seksual bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi angka kekerasan tersebut.
Mitos Tentang Pendidikan Reproduksi dan Seksualitas
Hasto juga menyoroti adanya kesalahpahaman di masyarakat bahwa pendidikan reproduksi dan seksualitas hanya berbicara tentang cara berhubungan seksual. Mitos ini membuat banyak orang enggan untuk mengenalkan pendidikan ini pada anak-anak sejak dini karena dianggap tabu.
Perlindungan Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Hasto mengingatkan bahwa ada 12 hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi yang dilindungi oleh peraturan internasional. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan tentang reproduksi dan seksualitas. Penting bagi calon pengantin dan keluarga muda untuk memahami hak-hak ini, termasuk hak untuk hidup yang harus dilindungi, bahkan sejak masa embrio.
Tidak Menikah Terlalu Muda
Hasto juga memberikan pesan kepada calon pengantin untuk tidak menikah terlalu muda. Ia menjelaskan bahwa hamil pada usia muda dapat membawa risiko seperti robek jalan lahir, pendarahan, dan bahkan dapat berdampak pada kesehatan ibu dalam jangka panjang, seperti risiko kanker mulut rahim dan keropos tulang saat menopause. Oleh karena itu, idealnya hamil dilakukan pada usia 20 tahun ke atas.
Pendidikan seksual bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi merupakan bagian penting dari pengetahuan yang harus diberikan pada anak-anak sejak dini. Hal ini dapat membantu melindungi mereka dari berbagai risiko, termasuk kekerasan seksual, dan juga membantu mereka memahami hak-hak kesehatan reproduksi yang mereka miliki. Semua orang, terutama calon pengantin dan keluarga muda, perlu memahami betapa pentingnya pendidikan seksual ini untuk masa depan yang lebih sehat dan aman.
Sumber lifestyle.kompas.com
Pendidikan Seksual pada Anak Bukan Hal Tabu